Minggu, 18 Agustus 2013

Hubungan Kepuasan Kerja, Disiplin Kerja dan Produktifitas Kerja Karyawan



Seperti yang kita ketahui menjadi perhatian utama dalam organisasi adalah bagaimana menciptakan keharmonisan dan keserasian dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau aktivitas kerja tersebut. Keharmonisan dan keserasian tersebut dapat tercipta jika sistem kerja dibuat rukun dan kompak sehingga tercipta iklim yang kondusif. Hal ini akan membuat para karyawan termotivasi untuk bekerja dengan optimal yang pada akhirnya tujuan organisasi dapat terwujud dengan tingkat efisien dan efektivitas yang tinggi.
Seseorang cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan, Hasibuan dalam (Jurnal Edi Prasetyo). Kepuasan kerja yang tinggi atau baik, akan membuat karyawan semakin loyal kepada perusahaan atau organisasi. Semakin termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang, dan yang lebih penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya produktivitas dan motivasi yang tinggi pula. Tentu saja karyawan yang tidak merasa puas terhadap pekerjaannya, cenderung akan melakukan penarikan atau penghindaran diri dari situasisituasi pekerjaan baik yang bersifat fisik maupun psikologis. Bila seseorang termotivasi, tentu ia akan berusaha berbuat sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun belum tentu upaya yang keras itu akan menghasilkan produktivitas yang diharapkan, apabila tidak disalurkan dalam arah yang dikehendaki organisasi. Oleh karena itu, segala jenis upaya yang dijalankan harus diarahkan secara konsisten dan terencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Selain hal tersebut, pemenuhan faktor-faktor kepuasan kerja seperti yang dijelaskan diatas, yaitu:

  1. faktor intrinsik, merupakan faktor yang dalam diri karyawan itu sendiri  (berhubungan dengan kejiwaan karyawan) yang meliputi: minat, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan;
  2. faktor ektrinsik, merupakan faktor yang berasal dari luar psikologis karyawan yang meliputi: lingkungan keja, gaji/upah yang memadai, fasilitas yang diberikan, diberikannya jaminan kesehatan dan jaminan yang lainnya, dan lain-lain;

sangatlah mempengaruhi produktivas suatu  perusahaan. Dalam hal ini, produktivitas itu akan tercapai jika faktor ektrinsik karyawan terpenuhi. Faktor ektrinsik maksudnya, faktor yang berasal dari luar prikologis karyawan, misalnya: kelayakan upah, fasilitas yang memadai, ketersediaannya ruangan yang nyaman,  keharmonisan dalam perusahaan, dll. Tentu, jika hal ini terpenuhi, karyawan akan merasa puas terhadap apa yang telah dilakukannya, sehingga hal ini akan berimplikasi terhadap meningkatnya faktor intrinsic karyawan. Dengan demikian, motivasi, dan disiplin kerja karyawan terhadap organisasi akan meningkat. Meningkatnya hal tersebut, jelas akan memperbesar tercapainya produktivitas organisasi. Sehingga, apa yang telah menjadi tujuan organisasi akan  tercapai secara efektif dan efisiens.
Dengan melihat hubungan inilah, dapat disimpulkan bahwasannya “Produktivitas organisasi dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan disiplin kerja  Maksudnya, jika kepuasan kerja karyawan terpenuhi, maka secara tidak langsung akan berakibat pada meningkatnya kedisiplinan kerja karyawan yang dimiliki, dengan meningkatnya kedisiplinan kerja karyawan jelas akan memperbesar tercapainya produktivitas organisasi begitu juga sebaliknya, jika kepuasan kerja karyawan tidak terpenuhi secara tidak langsung juga akan berakibat pada menurunnya kedisiplinan kerja karyawan. Menurunnya kedisiplinan kerja karyawan jelas akan menurunkan produktifitas organisasi itu sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar