Seperti
yang kita ketahui menjadi perhatian utama dalam organisasi adalah bagaimana
menciptakan keharmonisan dan keserasian dalam setiap pelaksanaan kegiatan atau
aktivitas kerja tersebut. Keharmonisan dan keserasian tersebut dapat tercipta
jika sistem kerja dibuat rukun dan kompak sehingga tercipta iklim yang
kondusif. Hal ini akan membuat para karyawan termotivasi untuk bekerja dengan
optimal yang pada akhirnya tujuan organisasi dapat terwujud dengan tingkat
efisien dan efektivitas yang tinggi.
Seseorang
cenderung bekerja dengan penuh semangat apabila kepuasan dapat diperolehnya
dari pekerjaannya dan kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral,
kedisiplinan, dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan
perusahaan, Hasibuan dalam (Jurnal Edi Prasetyo). Kepuasan kerja yang tinggi
atau baik, akan membuat karyawan semakin loyal kepada perusahaan atau
organisasi. Semakin termotivasi dalam bekerja, bekerja dengan rasa tenang, dan
yang lebih penting lagi kepuasan kerja yang tinggi akan memperbesar kemungkinan
tercapainya produktivitas dan motivasi yang tinggi pula. Tentu saja karyawan
yang tidak merasa puas terhadap pekerjaannya, cenderung akan melakukan
penarikan atau penghindaran diri dari situasisituasi pekerjaan baik yang
bersifat fisik maupun psikologis. Bila seseorang termotivasi, tentu ia akan
berusaha berbuat sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang diinginkannya. Namun
belum tentu upaya yang keras itu akan menghasilkan produktivitas yang
diharapkan, apabila tidak disalurkan dalam arah yang dikehendaki organisasi.
Oleh karena itu, segala jenis upaya yang dijalankan harus diarahkan secara
konsisten dan terencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Selain
hal tersebut, pemenuhan faktor-faktor kepuasan kerja seperti yang dijelaskan
diatas, yaitu:
- faktor intrinsik, merupakan faktor yang dalam diri karyawan itu sendiri (berhubungan dengan kejiwaan karyawan) yang meliputi: minat, sikap terhadap kerja, bakat, dan keterampilan;
- faktor ektrinsik, merupakan faktor yang berasal dari luar psikologis karyawan yang meliputi: lingkungan keja, gaji/upah yang memadai, fasilitas yang diberikan, diberikannya jaminan kesehatan dan jaminan yang lainnya, dan lain-lain;
sangatlah mempengaruhi
produktivas suatu perusahaan. Dalam hal
ini, produktivitas itu akan tercapai jika faktor ektrinsik karyawan terpenuhi.
Faktor ektrinsik maksudnya, faktor yang berasal dari luar prikologis karyawan,
misalnya: kelayakan upah, fasilitas yang memadai, ketersediaannya ruangan yang
nyaman, keharmonisan dalam perusahaan,
dll. Tentu, jika hal ini terpenuhi, karyawan akan merasa puas terhadap apa yang
telah dilakukannya, sehingga hal ini akan berimplikasi terhadap meningkatnya
faktor intrinsic karyawan. Dengan
demikian, motivasi, dan disiplin kerja karyawan terhadap organisasi akan
meningkat. Meningkatnya hal tersebut, jelas akan memperbesar tercapainya
produktivitas organisasi. Sehingga, apa yang telah menjadi tujuan organisasi
akan tercapai secara efektif dan
efisiens.
Dengan
melihat hubungan inilah, dapat disimpulkan bahwasannya “Produktivitas
organisasi dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan disiplin kerja Maksudnya, jika kepuasan kerja karyawan
terpenuhi, maka secara tidak langsung akan berakibat pada meningkatnya
kedisiplinan kerja karyawan yang dimiliki, dengan meningkatnya kedisiplinan
kerja karyawan jelas akan memperbesar tercapainya produktivitas organisasi
begitu juga sebaliknya, jika kepuasan kerja karyawan tidak terpenuhi secara
tidak langsung juga akan berakibat pada menurunnya kedisiplinan kerja karyawan.
Menurunnya kedisiplinan kerja karyawan jelas akan menurunkan produktifitas
organisasi itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar