Setiap organisasi baik yang
didirikan oleh pemerintah maupun swasta tak terlepas dari aspek pelayanan. Hal tersebut merupakan fenomena yang biasa, mengingat
pelayanan merupakan suatu aktivitas untuk melayani kebutuhan pelanggan.
Pada dasarnya setiap orang/
masyarakat tentu memiliki harapan yang sangat tinggi mengenai pelayanan yang
bagus, tidak berbelat-belit, transparan, cepat dan tepat.
Namun pada kenyataannya
pelayanan yang diharapkan tidak selalu dapat dirasakan dengan baik, mungkin
saja karena faktor ketidak sengajaan seperti: kesibukan petugas, banyaknya
pelanggan sementara petugas terbatas, maupun oleh karena situasi dan kondisi
yang tidak memungkinkan. Tentu jika hal tersebut terjadi kemungkinan akan
menimbulkan berbagai persepsi, baik persepsi positif maupun negative. Bagi
mereka yang memiliki persepsi positif hal itu merupakan suatu kewajar
tmengingat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Sedangkan bagi mereka
yang berpersepsi negatif jelas responnya-pun akan negative pula.
Implikasi dari fenomena
tersebut tidak hanya dapat mengurangi kunjungan pelanggan tetapi juga
berimplikasi pada citra negatif organisasi dalam jangka waktu kedepan, walaupun
dilakukan dengan ketidak sengajaan.
Melihat hal tersebut saja
telah kelabu, bagaimanakah jika kekeliruan
itu dilakukan dengan kesengajaan profider?
Tentu akan menimbulkan
sesuatu yang lebih ekstrim lagi dari fenomena sebelumnya, sehingga amatlah
bijak kiranya jika setiap elemen organisasi memformulasikan suatu metode yang
dapat mengembalikan citra miring organisasi yang selama ini menyelimuti problema
profider.
Service Recovery merupakan
salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kembali factor
kepercayaan pelanggan terhadap organisasi. Hal tersebut diperkuat oleh
pernyataan Lewis 2001 dalam International Journal of Bank Marketing,
Vol. 19/2001 yang menyebutkan bahwa service recovery merupakan suatu
hasil pemikiran, rencana, dan proses untuk menebus kekecewaan pelanggan menjadi
puas terhadap organisasi setelah pelayanan yang diberikan mengalami masalah
(kegagalan).
Tentu hal ini akan dapat di
realisasikan dan bermanfaat bila terdapat dukungan tidak hanya dari pihak
intern organisasi tetapi pula kemauan
untuk berubah kearah positif.
Sehingga, ekspektasi
dengan terselenggarakannya service recovery ini tidak hanya dapat meningktkan kembali kepercayaan pelanggan tetapi
pula dapat meningkatkan kembali citra positif organisasi yang sempat luntur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar