Di era
globalisasi saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
kegiatan perekonomian dunia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal
tersebut mendorong, transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen dan
konsumen menjadi lebih luas (global) yakni tidak hanya terjadi dalam pasar
domestik, tetapi juga dalam pasar internasional.
Bali
merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan budaya dan pariwisatanya.
Tetapi hal tersebut akhirnya meluas seiring meningkatnya kemajuan ini yang ditunjang
oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih modern serta perkembangan dalam
segala bidang, termasuk bidang pertanian. Penggunaan teknologi modern dan bibit unggul masih
menjadi kunci suskses petani Bali dalam persaingan dikancah yang global.
Pada dasarnya sebagian besar pertanian
yang ada di Bali pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya hanya
mengandalkan keadaan alam saja dalam memasarkan hasil pertaniannya tanpa
melakukan suatu inovasi. Hal ini terjadi sejalan dengan persepsi mereka yang mudah
merasa puas dengan apa yang disediakan oleh alam, dalam artian mereka menerima atau merasa cukup dengan apa yang bisa
mereka peroleh dari alam, tanpa merasa perlu menambah
upaya untuk meningkatkan penghasilan.
Melihat hal tersebut sangat penting,
dan terlebih lagi terdapat banyak pasar pesaing yang tersedia tidak hanya
dengan kualitas yang lebih bagus tetapi juga dengan kuantitas yang lebih banyak
maka baik petani dan pemerintah perlu membuat suatu strategi atau formula yang
tepat guna dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian dan nilai produk. Salah
satu metode yang tepat untuk meminimalisir masalah tersebut yaitu melalui sinerji
moderinasi petani dan wirausaha.
Modernisasi
petani mengarah pada suatu proses perubahan dari corak kehidupan masyarakat
petani, kebiasaan dan budaya petani yang “konvensional” (tradisional) menjadi
“modern”, terutama berkaitan dengan teknologi dan organisasi sosial. Melalui
hal ini diharapkan petani Bali tidak hanya dapat mengefisienkan waktu
pengelolaan dan produksi, meningkatan nilai produk (harga produk), tetapi juga
dapat memimalisir biaya produksi dan tenaga kerja.
Sementara
wirausaha mengarah pada pembuatan dan pengelolaan produk yang memiliki nilai
lebih dari produk semula. Melalui kegiatan wirausaha, petani Bali diharapkan
mampu berinovasi untuk membuat produk-produk baru yang memiliki daya jual
tinggi dibandingkan menjual secara langsung hasil pertanian yang diperoleh.
Sehingga
melalui sinerji modernisasi dan wirausaha ini, nantinya tidak hanya dapat
meningkatkan produktivitas petani tetapi pula dapat membuka kesempatan kerja
(lowongan pekerjaan) bagi orang-orang yang belum memiliki pekerjaan (pengguran)
yang selama ini menjadi masalah ekonomi di Indonesia.
I Gede Ari Sucipta Yasa
Mahasiswa Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar