Kamis, 21 November 2013

HUBUNGAN MANAJEMEN MODAL KERJA DENGAN PROFITABILITAS (KAJIAN KERANGKA PEMIKIRAN)


Modal kerja dapat diartikan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai operasional perusahaan sehari-hari. Dengan demikian modal kerja merupakan inti kelangsungan hidup perusahaan, karena dengan adanya modal kerja operasi perusahaan yang bertujuan untuk menghasilkan laba dapat berjalan.
Ada dua konsep utama dari modal kerja yaitu modal kerja netto dan modal kerja bruto, dimana modal kerja netto merupakan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang segera harus dibayar. Sedangkan modal kerja bruto adalah total atau seluruh aktiva lancar yang terdiri dari kas, efek, piutang dan persediaan.
Pada umumnya perusahaan manufaktur harus dapat mempertahankan jumlah aktiva lancar yang lebih besar dibanding hutang lancarnya, hal ini agar perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar kebutuhan-kebutuhan jangka pendeknya. Akan tetapi dalam hubungan dengan fungsi modal kerja dalam menghasilkan pendapatan, maka perhatian selanjutnya akan terfokus pada masalah penggunaan dana atau alokasi dana daripada mendapatkan dana. Aktiva lancar umumnya terdiri dari kas, efek, piutang dagang, persediaan barang dan sebagainya. Apabila tidak tepat dalam pengelolaannya akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Profitabilitas dalam manajemen modal kerja merupakan hal yang penting, karena bagaimanapun tujuan setiap kegiatan perusahaan adalah untuk memperoleh laba, dan salah satu cara untuk memperbesar memperoleh laba adalah dengan meningkatkan efisiensi penggunaan dana perusahaan melalui manajemen modal kerja. Akan tetapi laba yang tinggi belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja dengan efisien.
Manajemen modal kerja adalah kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek perusahaan (Rahma Aulia, 2011). Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen-elemen modal kerja. Menurut Esra dan Apriweni (2002), dalam pengelolaan modal kerja perlu diperhatikan tiga elemen utama modal kerja, yaitu kas, piutang dan persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung perputarannya. Semakin cepat tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja, maka modal kerja dapat dikatakan efisien. Tetapi jika perputarannya semakin lambat, maka penggunaan modal kerja dalam perusahaan kurang efisien. Hal tersebut juga didukung oleh hasil penelitian  yang dilakukan oleh Aulia Rahma (2011) dan Reddy (2011) menyatakan bahwa Manajemen modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Artinya, perusahaan yang dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi berarti tinggi pula efisiensi penggunaan modal kerja yang digunakan perusahaan tersebut. Berkaitan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa manajemen modal kerja yang meliputi perputaran kas, perpitaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. 

 

Kamis, 14 November 2013

Manajemen Keuangan dan Pembelanjaan atau Pembiayaan Perusahaan (Corporate Financing)


Menurut Martono dan Agus Harjito (2008: 4), menguraikan pengertian manajemen keuangan (Financial Management), atau dalam literature lain disebut pembelanjaan, yakni segala aktifitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Selain itu menurut Wiksuana (2001), manajemen keuangan  dapat diartikan sebagai manajmen dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi  atau pembelanjaan secara efisien.
Pendapat lain mengenai pengertian manajemen keuangan, menurut Organisasi. Org Komunitas dan Keputusan Online Indonesia (Definisi / Pengertian Manajemen Keuangan, Tugas Pokok Dan Tujuan Manajer Keuangan Perusahaan, 2008), yakni suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.
Penjelasan singkat masing-masing fungsi manajemen keuangan, yaitu :
1.      Perencanaan Keuangan:
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2.      Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3.      Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
            4.      Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5.      Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6.      Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada paerusahaan.
7.      Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset, mendanai asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan perusahaan. Dari definisi tersebut Martono dan Agus Harjito (2008: 4), menguraikan  3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan, yaitu :
a.          Keputusan investasi (investment decision)
Penanaman modal dapat dilakukan pada aktiva riil ataupun aktiva financial. Aktiva riil merupakan aktiva yang bersifat fisik atau dapat dilihat jelas secara fisik, misalnya persediaan barang, gedung, tanah dan bangunan. Sedangkan aktiva financial merupakan aktiva berupa surat-surat berharga seperti saham dan obligasi. Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yakni : pertama, manajer keuangan perlu menetapkan berapa asset secara keseluruhan (total asset) yang diperlukan dalam perusahaan. Kedua, dari asset yang diperlukan perlu ditetapkan komposisi dari asset-asset tersebut yaitu berapa jumlah aktiva tetap (fixed assets). Ketiga, untuk mencapai pemanfaatan asset secara  optimal maka asset – asset yang tidak ekonomis lagi perlu dikurangi, dihilangkan atau diganti dengan asset yang baru.
b.         Keputusan Pendanaan (Financing Decision)
Keputusan pendanaan akan mempelajari sumber-sumber  dana yang berada di sisi pasiva. Keputusan pendanaan meliputi beberapa hal yakni, pertama adalah keputusan mengenai penetapan sumber dana yang di perlukan untuk mendanai investasi berupa hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang juga modal sendiri. Kedua, penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut dengan struktur modal yang optimum. 
c.       Keputusan Pengelolaan Asset (asset management decision)
Pengalokasian dana yang digunakan  untuk pengadaan dan pemanfaatan asset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Aktiva lancar akan didanai dari hutang lancar yang jangka waktunya lebih panjang dari usia aktiva lancar dan sebagai hutang jangka panjang. Aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti tanah akan dibiayai dengan modal sendiri dan laba perusahaan atau laba ditahan, sedangkan asset yang disusutkan seperti bangunan dan mesin serta peralatan dapat dibiayai dengan hutang jangka panjang dan modal sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka pendek maupun jangka panjang, perusahaan membutuhjan dana yang tidak saja dapat dipenuhi oleh kemampuan modal awal dari pemilik serta kemampuannya dalam menghasilkan laba, tetapi juga dana dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan kemajuan usahanya. Dilihat dari jangka waktunya,sumber dana dibedakan menjadi sumber dana jangka pendek dan sumber dana panjang. Sedangkan asal sumber dana dibedakan menjadi sumber dana internal dan sumber dana eksternal (Fuad,dkk, Pengantar Bisnis, 2006). 
Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana jangka pendek meliputi :
1.      Trade Credit (Utang dagang)
Utang dagang disamping dapat merupakan pengeluaran, dapat pula berfungsi sebagai sumber dana bagi perusahaan pada saat barang telah dapat diterima tetapi pembayarannya diserahkan kemudian. Pemberian kredit dari satu perusahaan ke perusahaan lain merupakan pinjaman jangka pendek dan sumber dana jangka pendek bagi perusahaan.
2.      Pinjaman Bank Jangka Pendek dengan Jaminan (Securade Short Term Loan)
Bagi banyak perusahaan, pinjaman bank merupakan sumber dana jangka pendek yang sangat penting. Pinjaman tersebut hampir selalu menyertakan suatu surat perjanjian utang yang disebut dengan promissory notes yang menyatakan kesanggupan perusahaan untuk membayar pinjaman beserta bunga yang telah disepakati. Dalam jenis pinjaman ini bank juga mensyaratkan adanya jaminan (kolateral) yang memberikan hak kepada bank untuk menyita jaminan tersebut bilamana pinjaman tidak dapat dilunasi. Kelemahan mendasar dari jenis pinjaman ini ialah biaya dan syarat administrasi yang menyertainya. Surat utang dan jaminan harus dievaluasi. utang bank dengan jaminan ini memberikan manfaat bagi perusahaan yang tidak memiliki akses terhadap sumber pinjaman tanpa jaminan. Persediaan (inventory), piutang, dan aktiva lain dapat berfungsi sebagai jaminan.
3.      Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan (Unsecurade Short Term Loan)
Pinjaman ini merupakan sumber dana jangka pendek yang penting bagi perusahaan. Melalui hal ini perusahaan tidak perlu menyerahkan jaminan kepada bank. Tetapi biasanya bank mensyaratkan peminjam untuk tetap memiliki saldo dana minimum di bank (compensating balance). Dalam hal ini perusahaan harus mempertahankan jumlah minimum tertentu dari pinjaman untuk tetap mengendap di bank. Peminjaman tetap harus membayar bunga untuk dana yang mengendap tersebut, sehingga biaya riil (setelah memperhitungkan dana yang tertanam ini) dari bunga yang harus dibayar menjadi lebih tinggi.
4.      letter of credit
letter of credit adalah janji tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang kepada perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah terpenuhi. pada umumnya letter of credit dipergunakan dalam perdagangan internasional, antara pembeli yang merupakan importir dan penjual yang merupakan eksportir.
5.      Commercial Paper
Commercial paper adalah surat berharga yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan besar dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya. Commercial paper diterbitkan dengan nilai nominal tertentu untuk jangka waktu tertentu (30, 60, 90, 270, atau 360 hari). Surat berharga ini dijual kepada lembaga keuangan atau perusahaan lain dengan harga yang lebih rendah dari nilai nominalnya dan pada akhir periode, surat berharga ini dibeli kembali oleh perusahaan sebesar nilai nominalnya. Perbedaan antara harga beli dan jual kembali dari commercial paper merupakan keuntungan yang dapat dibeli.
6.      Factoring
    Perusahaan dapat memperoleh dana dengan tepat melalui factoring, yaitu dengan menjual piutang perusahaan kepada perusahaan faktor (perusahaan pembeli piutang) yang biasayanya adalah lembaga keuangan. Perusahaan faktor membayar sejumlah presentase tertentu dari nilai piutang. Besarnya presentase yang ditawarkan tergantung pada kualitas piutang, biaya penagih piutang, dan tingkat bunga yang berlaku. 
     Sumber Dana jangka panjang
Pada umunya perusahaan membutuhkan dana jangka panjang untuk membiayai pengeliaran jangka panjangnya., seperti pembelian aktiva tetap. Agar bisa memulai usahanya, perusahaan harus mengeluarkan dana untuk bangunan dan peralatan. Pencarian dana jangka panjang ini dapat diperoleh dari luar perusahaan berupa pembiayaan melalui utang (debt financing) maupun dari dalam perusahaan  dengan pembelanjaan sendiri dari modal (equity financing).
1.      Pembiayaan melalui Utang
Pinjaman jangka panjang dari luar (debt financing) merupakan komponen utama dari perencanaan jangka panjang yang banyak dilakukan oleh perusahaan. Dua sumber utama dana ini adalah utang jangka panjang dan penjualan obligasi perusahaan.
a.    Utang jangka panjang
     Perbedaan utang jangka panjang dan utang jangka pendek terletak pafa jangka waktu pengembalian uang. Waktu pengembalian utang jangka panjang adalah lebih dari satu tahun. Pada umumnya perusahaan memperoleh utang jangka panjang dari bank. Tetapi, pada Negara dengan sistem keuangan yang telah maju, perusahaan dapat pula memperolehnya dari lembaga keangan lain seperti lembaga pembiayaan, perusahaan asuransi maupun dana pensiun. Karena keterikatan dana yang lebih lama dari pada utang jangka pendek, pada umunya tingkat bunga yang disyaratkan pun lebih tinggi. Alternative pinjaman jangka panjang lebih disukai dari pada obligasi karena pilihan ini tidak mensyaratkan adanya keterbukaan informasi keuangan perusahaan kepada public. Sedangkan kelemahannya, adanya kebutuhan dana jangka panjang yang besar menyebabkan sulit terpenuhi oleh lembaga keuangan yang ada (keterbatasan kemampuan lembaga keuangan untuk memasok dana dalam jumlah besar). Tingkat bunga yang dinegosiasikan antara peminjam dan bank [ada umumnya mengambang dan terikat pada prime rate, yaitu tingkat bunga bank yang diberlakukan bagi nasabah besar terpercaya.
b.   Obligasi perusahaan
     Obligasi adalah surat berharga yang diterbitkan perusahaan, yang menyatakan kesanggupan membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang surat berharga pada waktu tertentu. Selama waktu kontrak atau masa berlakunya obligasi, perusahaan penerbit harus membayar bunga per periode (tahunan atau semi tahunan) sesuai dengan tingkat bunga yang tertera pada obligasi. Jangka waktu kontrak umumnya cukup panjang, misalnya 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun, atau bahkan 30 tahun. Termin dari obligasi ini berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam kaitannya dengan masa berlaku., tingkat bunga, masa jatuh tempo, dan jaminan yang terikat pada obligasi tersebut. Obligasi merupakan pilihan yang tepat bagi perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah besar. Dengan menerbitkan obligasi, perusahaan memiliki akses sumber dana dari banyak pihak ketiga, termasuk public. Tetapi, biaya untuk menerbitkan obligasi juga besar disamping prosedur yang harus dipenuhi cukup rumit. Tingkat bunga yang dibayarkan juga akan lebih tinggi bagi perusahaan yang kurang populer. Terkait dengan obligasi, terdapat sistem rating atau peringkat bagi penerbit obligasi yang nilainya tergantung pada kredibilitas perusahaan bersangkutan. Perusahaan dengan kredibilitas tinggi akan mendapat peringkat tinggi, sehingga tingkat bunga yang dibayarkan lebih rendah dari pada perusahaan dengan peringkat rendah.
2.      Pembiayaan dengan Modal Sendiri (Equity Financing)
Pembiayaan dengan modal sendiri terkait dengan modal pemilik, penggunaan laba ditahan, dan saham biasa dalam rangka memperoleh dana bagi pemenuhan kebutuhan pengeluaran jangka panjang.
a.         Saham biasa
       Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah surat berharga yang memberikan hak suara kepada pemilik serta merupakan penerima hak terakhir atas asset perusahaan setelah pemegang obligasi dan saham preferen. Saham prefer adalah saham yang menjamin pembayaran deviden tetap kepada pemilik tetapi tanpa hak suara. Pemegang saham preferen merupakan penerima hak yang lebih dulu atas asset daripada pemegang saham biasa. Deviden adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham, baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen. Perusahaan dapat memperoleh dana untuk pengeluaran jangka panjangnya melalui penerbitan saham biasa. Ketika perusahaan pertama kali menerbitkan saham biasa pada pasar perdana disebut sebagai Initial Public Of Offering (IPO). Prosedur yang harus dilalui untuk dapat melakukan IPO cukup panjang dan rumit. Jadi perusahaan harus menentukan terlebih dahulu lembaga keuangan yang akan menjadi penjamin emisi (penerbitan saham ini). Dari negosiasi dengan penjamin emisi perusahaan dapat menentukan beberapa harga saham yang layak untuk dipasarkan, serta berapa banyak lembar saham yang harus diterbitkan untuk dapat memenuhi dana jangkan panjang yang dibutuhkan. Untuk penerbitan saham, harus dikeluarkan biaya yang cukup besar. Selain itu, setelah penerbitan saham perusahaan harus menyisihkan sebagian laba yang diperoleh tiap periode untuk kepeluan deviden bagi para pemilik saham biasa.
b.        Laba ditahan
       Alternative lain untuk pembiayaan modal sendiri adalah laba ditahan, yakni bagian laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham. Dengan menggunakan laba ditahan berarti perusahaan tidak perlu meminjam uang dan membayar bunga.
3.      Pembiayaan dengan Obligasi yang dapat Dikonversi (Convertible Bond)
Convertible bond adalah penerbitan obligasi perusahaan yang mengandung pilihan bagi pemegangnya, sehingga setelah jangka waktu tertentu dan dipenuhinya syarat tertentu dapat dikonversikan menjadi saham biasa.
Kesimpulan pemilihan alternative pembiayaan perusahaan
prinsip yang penting dalam pemilihan pembiayaan perusahaan adalah kecocokan atau matching antara sifat kebutuhan dan jenis pembiayaan. Kebutuhan investasi jangka pendek harus dipenuhi dengan pembiayaan jangka pendek. Jadi, investasu untuk persediaan barang, piutang yang bersifat jangka pendek, sebaiknya dipenuhi oleh utang dagang, utang bank jangka pendek, dan sebagainya. Sedangkan investasi jangka panjang seperti pembelian tanah, gedung, mesin-mesin yang sifatnya jangka panjang harus dipenuhi oleh alternative pembiayaan jangka panjang seperti utang bank jangka panjang, obligasi, penerbitan saham, maupun pemakaian laba ditahan. Ketidakmampuan manager keuangan untuk mengelola keseimbangan antara sifat investasi dan alternative pembiayaan akan berdampak besar pada kelangsungan usaha. Pilihan terhadap jenis pembiayaan memiliki konsekuensi yang menyangkut biaya, keterikatan waktu dan penggunaan. Pilihan keseimbangan antara penggunaan utang dan modal sendiri disebut struktur permodalan. Disinilah peran penting perencanaan keuangan, karena menyangkut aspek pengeluaran/investasi maupun alternative pendanaan yang akan digunakan. Dengan perencanaan yang akurat pada kedua sisi akan dapat dihindari kesalahan dalam pengelolaan keduanya.  

DAFTAR RUJUKAN
 Fuad, dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Organisasi.Org Komunitas dan Keputusan Online Indonesia. 2008. Definisi / Pengertian Manajemen Keuangan, Tugas Pokok Dan Tujuan Manajer Keuangan Perusahaan:  Copyright © 2005-2011 Organisasi.Org. 

Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan.Yogyakarta: EKONISIA Kampus Fakultas UII Yogyakarta


Wiksuana, bagus, dkk. 2001. Manajemen Keuangan. Denpasar: UPT Penerbit Universitas Udayana.