Sabtu, 31 Agustus 2013

ULANG TAHUN, UMUR BARU, DAN SEMANGAT BARU





Ulang tahun merupakan suatu periode yang datang setiap setahun. Ulang tahun memiliki makna historis yakni hari kelahiran. Melihat hal tersebut maka tidaklah jarang  momen ini selalu ditunggu-tunggu bagi setiap orang. Ucapan selamat dari rang-orang tersayang baik itu keluarga, sahabat, cinta maupun teman sebaya, selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam momen ini dan tidak jarang pula rejeki selalu mengiringi dalam momen yang sangat spesial ini. Hadiah dari keluarga, cinta, maupun sahabat menjadikan momen ini sebagai kisah  spesial yang tak terlupakan.

Ulang tahun pula sering disebut sebagai hari kelahiran seseorang, menandai hari dimulainya kehidupan di luar rahim. Dalam beberapa kebudayaan, memperingati ulang tahun seseorang biasanya dirayakan dengan mengadakan pesta ulang tahun dengan keluarga dan/atau teman. Hadiah sering diberikan pada orang yang merayakan ulang tahun. Pada saat seseorang ulang tahun, sudah menjadi kebiasaan untuk memperlakukan seseorang secara istimewa pada hari ulangtahunnya.
Tradisi ulang tahun entah kapan ada ,berasal dari mana, dan budaya dari mana tidak banyak yang tahu. Selain hal tersebut, ulang tahun juga identik dengan hura-hura seperti pesta miras dan lain sebagainya yang sering menimbulkan citra negatif di dalam setiap perayaannya, tapi tradisi ulang tahun juga bisa menjadi sarana dengan kegiatan positif, yakni dengan intropeksi diri, saling mendoakan kebaikan dan lainnya. Makna ulang tahun bagi setiap orang  pada dasrnya sangat beragam, tergantung dari sudut mana orang memandang. 
Bagiku, ulang tahun merupakan momen yang sangat spesial untuk menumbuhkan semangat baru "dalam artian semangat yang telah ada sebelumnya ditambah kembali". Selain hal tersebut sebuah kata yag perlu kita panjatkan dalam konteks ini ialah Syukur. Iyah bersyukur tiada lain dan tiada bukan merupakan sesuatu yang wajib dan  sesuatu yang harus ditauladani, mengingat berbagai makna yang positif yang ada didalamnya. Rasa iklas dan tulus merupakan dua kata yang saling bersinergi dan menyertai di dalamnya. Oleh sebab itu, sangat spesiallah kiranya pada momen ulang tahun ini jika dalam perayaannya/penerapannya diiringi pula dengan bersyukur dengan segala yang ada. 

DIBALIK MAKNA RITUAL PENAMPAHAN



Rahina Galungan kian menghitung hari, sehingga untuk menyambut hari kemenangan dharma melawan adarma “Galungan” tak jarang banyak orang yang mempersiapkan pelbagai hal baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Salah satu ritual yang tak terpisahkan dalam menyambut hari yang suci ini adalah Penampahan. Penampahan selalu mengiringi hari raya Galungan sehari sebelum hari raya tersebut dilaksanakan. Dalam acara tersebut setiap humat hindu selalu melakukan ritual “nampah” (potong) hewan untuk selanjutnya digunakan sebagai sarana upakara.
Ketika rahina penampahan tiba, kita akan  banyak sekali menemukan jenis makanan yang dibuat tidak hanya didesa tapi juga diperumahan seperti halnya lawar, komoh, urutan, sate, ares, dan masih banyak lagi variasi makanan yang dibuat. Sehingga acara ini tak jarang dijuki “ajangnya memasak”.
Sebenarnya, tanpa mengurangi hormat penulis dan juga tanpa maksud untuk menggurui pembaca, ritual penampahan terkandung makna yang lebih dalam lagi selain hanya kegiatan memasak yakni pemotongan sikap hewaniah seperti marah, malas, iri, dengki, dan masih banyak lagi yang digolongkan sikap hewaniah. Sehingga harapan nanti melalui pemahaman yang mendalam akan ritual ini, sikap hewaniah ini dapat diminimalisir maupun dikendalikan guna menjaga rasa aman dan tentram  tidak hanya dalam melaksanakan Rahina Galungan tetapi juga berkehidupan.

Jumat, 30 Agustus 2013

PENYEBAB, DAMPAK DAN CARA MENGATASI INFLASI


Menurut Endang Puspitawati, dkk (dalam Ekonomi, 2007:27) ada beberapa teori yang mempelajari tentang sebab-sebab terjadinya inflasi. Masing-masing teori melihat aspek-aspek tertentu dalam proses inflasi. Pandangan beberapa teori tentang sebab terjadinya inflasi anara lain sebagai berikut.
1 TEORI KUANTITAS
Pernyataan sederharna dari teori ini adalah kenaikan harga akan terjadi apabila kuantitas (jumlah) uang yang beredar bertambah. Menurut teori ini harga-harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang, atau ditulis sebagai berikut.



Menurut teori kuantitas ada dua penyebab terjadinya inflasi yaitu:
1.Jumlah uang yang beredar melebihi yang dibutuhkan masyarakat. Maksudnya, jika jumlah uang yang beredar di masyarakat berlebihan, merupakan faktor utama pendorong terjadinya inflasi. Jumlah uang yang beredar terlalu banyak diantaranya karena terjadi defisit anggaran dan ditutup dengan mencetak uang. Semakin besar deficit yang dibiayai dari mencetak uang inflasi akan semakin parah.
2. Harapan psikologis akan terjadinya kenaikan harga di masa yang akan datang akan memperparah terjadinya inflasi. Maksudnya, apabila masyarakat mengharapkan dan memperkirakan bahwa harga dimasa  mendatang akan  mengalami kenaikan, maka masyarakat akan membelanjakan uangnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kerugian dala memegang uang. Keadaan ini akan semakin parah bila masyarakat sudah menyakini  kenaikan harga makin besar dari waktu ke waktu hingga masyarakat akan membelanjakan uangnya melebihi uang beredar. Hal ini dapat berakibat terjadinya hiperinflasi.

2 TEORI KEYNES
Para ahli ekonomi Keynesian (pengikut Keynes) menjelaskan seluruh proses ekonomi tanpa mementingkan peranan uang. Yang penting dalam kehidupan ekonomi  nasional adalah produksi (penawaran)  dan pembelanjaan (permintaan) dalam lingkaran ekonomi, sedangkan jumlah uang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat oleh dunia perbankan (Ritonga,dkk , 2000:84).
Dalam pandangan Keynes, permintaaan masyarakat  (effective demand) lah yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional. Para konsumen, para produsen, pemerintah dan luar negeri bersama-sama membeli banyak barang  dari yang dihasilkan oleh kapasitas produksi yang ada. Hal ini menyebabkan ketegangan-ketegangan di pasaran. Produksi tidak bisa dinaikkan karena dibatasi kapasitas produksi. Rendahnya jumlah barang/jasa yang diproduksi berakibat terhadap harga. Tentu harga-harga dari komoditi barang/jasa akan naik, hal ini akan berimplikasi pada munculnya masalah inflasi.

3 TEORI STRUKTURALIS
Menurut teori ini , ada dua hal penting dalam perekonomian Negara-negara yang sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu sebagai berikut.
1.Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.
Nilai ekspor tumbuh secara lamban dibandingkan dengan  pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun penyebab kelambaman tersebut sebagai berikut:
a)      Di pasar dunia, harga barang-barang ekspor dari Negara tersebut semakin memburuk.
b)      Produksi barang-barang ekspor tidak responsive terhadap kenaikan harga.
2.Ketidak Elastisan Penawaran atau Produksi Bahan Makanan di     Dalam Negeri.
Produksi bahan makanan didalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan perkapita. Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri  cendrung untuk naik, sehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain. Dampak yang ditimbulkan yaitu munculnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah atau gaji. Naikya upah karyawan menyebabkan kenaikan ongkos produksi. Hal ini berarti akan menaikkan harga barang-barang. Kenaikan harga barang-barang tersebut mengakibatkan kenaikan upah lagi. Kenaikan upah selanjutnya diikuti oleh kenaikan harga barang-barang, begitu seterusnya.
Proses ini akan berhenti apabila harga bahan makanan tidak mengalami kenaikkan. Namun, karena faktor strukturalis harga bahan makanan akan terus naik sehingga proses dorong-mendorong antara upah dengan harga tersebut selalu mendapat umpan baru dan tidak berhenti (Puspita Endang,  2000:28).

Dari ketiga teori menyatakan penyebab terjadinya inflasi, dapat disimpulkan bahwa inflasi itu disebabkan oleh:
a.
Inflasi disebabkan oleh sektor ekspor-impor Jika ekspor suatu negara lebih besar daripada impor, akan mengakibatkan terjadinya tekanan inflasi, tekanan inflasi terjadi karena semakin besar jumlah uang yang beredar di dalam negeri akibat penerimaan devisa.
b.
Inflasi disebabkan oleh sektor penerimaan dan pengeluaran negara Sektor penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang defisit menjadi penyebab inflasi. Karena pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaannya, maka untuk menutupi keadaan tersebut akan dilakukan dengan mengeluarkan uang baru, pengeluaran uang baru menimbulkan tekanan inflasi.
c.
Inflasi disebabkan oleh sektor swasta Pengeluaran kredit dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi permintaan kredit swasta dapat juga menyebabkan terjadinya inflasi.
Dari penyebab inflasi di atas dapat kita simpulkan bahwa pengendalian jumlah uang yang beredar di masyarakat dan keseimbangan antara permintaan dan penawaran barang merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menekan inflasi.

DAMPAK INFLASI
1. AKIBAT BURUK
Seperti pengangguran , inflasi juga menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu, masyarakat, dan kegiatan perekonomian  secara keseluruhan (Sadono Sukirno, 2002:16). Akibat buruk inflasi dapat dibedakan kepada dua aspek, yaitu:
1.      akibat buruk kepada perekonomian
2.      akibat buruk kepada individu dan masyarakat.
1. AKIBAT BURUK KEPADA PEREKONOMIAN
Sebagian ahli ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat berlakunya dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga tersebut tidak secepatnya diikuti oleh kenaikkan upah pekerja, sehingga keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan akan menggalakan investasi dimasa datang dan ini akan mewujudkan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi apabila inflasi menjadi lebih serius keadaannya, perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diingnkan. Pengalaman beberapa Negara  yang telah mengalami inflasi hiper menunjukan bahwa inflasi yang buruk akan mengakibatkan ketidakstabilan sosial dan politik, dan tidak mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Terlebih dahulu ekonomi harus distabilkan, dan ini termasuk usaha menstabilkan harga-harga, sebelum pertumbuhan ekonomi yang teguh dapat diwujudkan.
Ketiadaan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari inflasi yang serius, hal ini disebabkan oleh beberapa factor penting seperti yang diuraikan dibawah ini:
1. Inflasi menggalakan penanaman modal spekulatif
Pada masa inflasi terdapat kecendrungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif. Dengan mebeli rumah, tanah, dan barang yang berharga akan lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif.

2. Tingkat bunga meningkat sehingga akan mengurangi investasi.
Untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang mereka pinjamkan , institusi keuangan  akan meningkatkan tingkat bunga kepada pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula tingkat bunga yang mereka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan mengurangi kegairahan penanaman modal untuk mengembangkan sektor-sektor yang produktif.
3. Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi dimasa depan.
Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan  ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan baik. Keadaan ini akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
4. Menimbulkan masalah neraca pembayaran.
Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah daripada barang yang dihasilkan didalam negeri. Dengan demikian, inflasi akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan bertambah lambat. Disamping itu aliran modal keluar akan bertambah banyak daripada yang masuk keluar negeri. Berbagai kecendrungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran, defisit  neraca pembayaran yang serius mungkin berlaku. Hal ini seterusnya akan menimbulkan kemerosotan nilai mata uang.

2. AKIBAT BURUK KEPADA INDIVIDU DAN MASYARAKAT
Akibat buruk kepada individu dan masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga aspek seperti yang diterangkan dibawah ini:
1. Memperburuk distribusi pendapatan
Dalam masa inflasi  nilai harta-harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik, dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang adakanya lebih cepat dengan inflasi itu sendiri. Sebaliknya penduduk yang tidak mempunyai harta, yang meliputi sebagian besar dari golongan masyarakat yang berpendapatan rendah , pendapatan riilnya merosot sebagai akibat inflasi. Dengan demikian, inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi pendapatan.
2. Pendapatan riil merosot
Sebagian tenaga kerja disetiap Negara  terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian inflasi cendrung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Dengan demikian akan berimplikasi terhadap menurunnya kemakmuran masyarakat.
3.  Nilai riil tabungan merosot
Dalam perekonmian biasanya masyarakat menyimpan sebagian besar kekayaannya dalam bentuk deposito dan tabungan di institusi keuangan. Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat inflasi dan juga pemegang-pemegang uang tunai akan dirugikan karena kemerosotan nilai riilnya.

2. AKIBAT POSITIF
Selain dampak buruk, inflasi juga memiliki dampak positif yaitu, apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

CARA MENGATASI INFLASI
Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut bidang moneter, fiskal dan kebijakan lain. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.

1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar. Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju kondisi normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan beberapa politik/kebijakan yaitu:
a.       Persediaan Kas
Kebijakan persediaan kas artinya cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah uang yang beredar akan berkurang.
b.      Operasi Pasar Terbuka
Menurut Djamil Suyuthi (dalam Pengantar Ekonoi Makro:1989) dinyatakan bahwa bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dengan jalan membeli atau menjual surat-surat berharga pemerintah ( government securities ). Dalam bukunya dinyatakan bahwa bila pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, misalnya karena bermaksud untuk mendorong perkembangan kegiatan dalam masa resesi, maka bank sentral mengadakan pembelian-pembelian surat berharga.
Dengan tindakan ini, uang beredar akan bertambah, karena bila bank sentral melakukan pemmbayaran  atas pembelian itu , cadangan bank-bank umum akan bertambah. Dengan bertambahnya cadangan  yang dimiliki bank umum, maka bank-bank tersebut dapat memberikan pinjaman yang lebih banyak.
Sebaliknya, bila pemerintah ingin mengurangi jumlah uang yang beredar, misalnya pada waktu inflasi, maka bank sentral harus melakukan penjualan surat-surat berharga tersebut. Dengan penjualan surat-surat berharga tersebut, tabungan giral masyarakat dan cadangan yang dimiliki bank umum berkurang, dan demikian kemampuan untuk memberi pinjaman juga berkurang.
c.       Diskonto
Melalui perubahan tingkat diskonto, Bank sentral dapat mempengaruhi jumlah uang beredar dan volume pinjaman. Misalnya dalam menekan inflasi, kebijakan diskonto dapat dilakukan dengan menaikkan tingkat bunga sehingga mengurangi keinginan badan-badan pemberi kredit untuk mengeluarkan pinjaman guna memenuhi permintaan pinjaman dari masyarakat. Akibatnya, jumlah kredit yang dikeluarkan oleh badan-badan kredit akan berkurang, yang pada akhirnya mengurangi tekanan inflasi.

2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara lain:
a.       Pengurangan pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
b.      Menaikkan pajak, akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.

3. Kebijakan Lain
Kebijakan lain adalah kebijakan yang tidak berhubungan dengan finansial pemerintah maupun jumla uang yang beredar, cara ini merupakan langkah alternatif untuk mengatasi inflasi.
a.       Sanering
Sanering berasal dari bahasa Belanda yang berarti penyehatan, pembersihan, reorganisasi. Kebijakan sanering antara lain:
·        Penurunan nilai uang
·      Pembekuan sebagian simpanan pada bank – bank dengan ketentuan bahwa simpanan yang dibekukan akan diganti menjadi simpanan jangka panjang oleh pemerintah.
b.      Devaluasi
Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi biasanya pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah devaluasi lebih sering dikaitkan dengan menurunnya nilai uang satu negara terhadap nilai mata uang asing. Devaluasi juga merujuk kepada kebijakan pemerintah menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap mata uang asing. 
c.       Menaikan hasil produksi.
Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
d.      Kebijakan upah
tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
e.       Pengawasan harga dan distribusi barang.
Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa ada pengawasan. Pengawasan yang tidak baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap. Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.

  1. DAFTAR PUSTAKA     
  •  Puspitawati, Endang, dkk.2007.Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI Semester Genap.Klaten:Viva Pakarindo

    Ritonga, dkk.2000.Pelajaran Ekonomi 2 Untuk SMU Kelas 2.Jakarta:Erlangga

    Soediyono.1981.Ekonomi Makro Analisa IS-LM dan Permintaan Penawaran Agretatif.Yogyakarta: Liberty

    Sukirno, Sadono.2002.Pengantar Teori Makronomi Edisi Kedua.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

    Suyuthi, Djamil.1989.Pengantar Ekonomi Makro.Jakarta:Departement Pendidikan dan Kebudayaan
     

ATURAN PENULISAN NASKAH PUBLIKASI

Secara umum, aturan penulisan jurnal publikasi sebagai berikut. 
  1. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Naskah diketik dengan bentuk dan ukuran  (font) 11 berspasi 1, panjang naskah  maksimum 15  halaman  dan  diketik  pada  kertas berukuran A4. Intisari tidak melebihi 250 kata, spasi 1 (rapat) huruf tebal, dengan disertai 3 – 5 kata kunci.
  2. Judul agar diusahakan cukup informatif, tetapi tidak perlu panjang; jika perlu dapat dipecah menjadi anak judul.
  3. Nama ( nama-nama ) penulis, tanpa gelar dan nama / alamat lembaga tempat penelitian ditulis lengkap dan jelas. Alamat kerja / kantor penulis dicantumkan pada tempat tersendiri.\
  4. Sistematika penulisan :
  • judul, nama penulis, lembaga;
  • intisari dan kata kunci serta abstract dan keywords ( Bahasa Inggris );
  • batang tubuh naskah, yang umumnya terdiri atas : pendahuluan/latar belakang, tinjauan teori, cara penelitian, hasil dan pembahasan;
  • kesimpulan dan saran;
  • daftar pustaka;
  • lampiran ( jika ada )
  1. Tabel dan gambar harus diberi nomor (sesuai dengan urutan pengacuan / penyebutannya dalam  naskah).
  2.  Sitasi kepustakaan ( acuan ) dilakukan dengan sistem; nama penulis utama, tahun ( nomor  halaman, jika dirasa perlu ) langsung ke pustaka yang diacu ( sistem Harvard ).
  3. Daftar pustaka ditulis dalam urutan abjad secara kronologis tanpa nomor urut (sistem Harvard) :
  • Untuk buku : nama pokok dan inisial pengarang, tahun terbit: judul buku, jilid, edisi, nama penerbit, tempat penerbit.
  • Untuk karangan dalam buku: nama pokok dan inisial pengarang, tahun: judul karangan, inisial dan nama editor judul buku, halaman permulaan dan akhir ( karangan ), nama penerbit, tempat penerbit.
  • Untuk karangan dalam naskah / jurnal: nama pokok dan inisial semua penulis (jika jumlah melebihi 4 orang, cukup nama penulis pertama diikutji dengan dkk. atau et al. ), tahun : judul karangan singkatan nama majalah, jilid, nomor serta halaman permulaan danakhir.
  • Untuk karangan dalam pertemuan: nama pokok dan inisial pengarang, tahun: judul karangan, singkatan nama / penyelenggar serta tempat pertemuan.
  1. Pengguna tata-nama ( nomenklatur ), tata-istilah, lambang dan satuan: sedapat mungkin penulis  mengikuti cara penulisan yang baku untuk masingmasing bidang keilmuan ( misalnya Sistem Internasional (SI) untuk lambang / satuan besaran-besaran fisika ).
  2. Ucapan terima kasih, jika diperlukan, supaya ditulis di bagian akhir naskah (setelah kesimpulandan saran, sebleum pustaka) dengan menyebutkan secara lengkap: nama, gelar dan lembaga  penerima ucapan.
  3. Naskah ditulis dalam format MS Office, Open Office atau LaTeX.

Untuk mendonload dalam bentuk PDF silakan kelik disini .


Kamis, 29 Agustus 2013

HUBUNGAN HUTANG, BIAYA BUNGA, DAN PAJAK (SEBUAH KAJIAN DARI TEOREMA MANAJEMEN KEUANGAN)

Dalam pelbagai aktivitasnya perusahaan selalu dihadapi dengan beberapa hal seperti: bagaimana mencari dana (raising of fund), bagaimana mengalokasikan dan (allocation of fund), dan bagaimana membagi dividen (dividen policy). Ketiga  hal tersebut pada dasarnya merupakan keputusan yang penting, mengingat hal tersebut sangat mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan. 
Salah satu keputusan penting manajer keuangan yaitu menyangkut keputusan pendanaaan atau sering disebut dengan kebijakan leverage. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh tambahan dana/modal perusahaan di dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Mengingat kegiatan ini sangat penting, terlebih lagi implikasi yang ditimbulkan oleh perusahaan sangat besar, maka sebelum melakukan kegiatan ini diharapkan perusahaan telah melakukan perencanaan strategis guna memastikan bahwa keputusan ini sangatlah tepat.
Penentuan kebutuhan dana tersebut pada dasarnya mencakup beberapa pertimbangan meliputi, dari mana sumber dana itu diperoleh, apakah perusahaan akan menggunakan sumber dana internal atau sumber dana eksternal. Sumber dana perusahaan berasal dari internal berasal dari laba ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambilan bagian dalam perusahaan. Dana yang diperoleh dari pemilik merupakan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan lain perusahaan. 
Seperti yang kita ketahui bahwa kegiatan berhutang pada dasarnya akan menimbulkan biaya bunga. Dimana besar kecilnya hutang memiliki pengaruh yang searah (positif) terhadap besar kecilnya biaya bunga yang ditimbulkan. Semakin besar hutang (leverage) maka biaya bunga juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin kecil hutang (leverage) maka biaya bunga juga akan semakin kecil.
Dalam hubungannya dengan pajak pada dasarnya besar kecilnya hutang sangat berpengaruh terhadap pajak.  Yang mana  Modigliani dan Miller (MM) dalam Brigham dan Houston (1999), berpendapat bahwa utang bermanfaat karena bunga dapat dikurangkan dalam menghitung pajak, tetapi utang juga menimbulkan biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan yang aktual dan potensial. Dengan demikian, semakin besar penggunaan utang akan semakin besar beban bunga, maka perlindungan pajak yang diperoleh perusahaan semakin besar pula, secara teoritis akan meningkatkan nilai perusahaan (Isnugroho, 2004). 
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa, peningkatan leverage berpengaruh terhadap besarnya biaya bunga yang ditimbulkan. Dengan meningktnya biaya bunga tentunya akan menimbulkan risiko finance yang besarpula, sehingga perlindungan pajak yang diperoleh semakin besar. Dalam artian tingginya biaya bunga yang dihasilkan menyebabkan besarnya pajaknya yang dikenakan semakin kecil. Hal inilah yang menyebabkan perusahaan-perusahaan go public lebih menyukai pendanaan eksternal ketimbang pendanaan internal.

DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. and Joel F Houston. 1999. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga
Isnugroho. 2004. Pengaruh Pajak terhadap Kebijakan Dividen. Jakarta

Rabu, 28 Agustus 2013

SELAYANG PANDANG PROPOSAL (SEBUAH KAJIAN TEORITIS)

A. PENGERTIAN PROPOSAL
Kata proposal pada dasarnya berasal dari bahasa inggris yakni to propose yang artinya mengajukan. Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa tokoh yang menyatakan pengertian proposal sebagai berikut. Hariwijaya dalam Happy Susanto (2010: 1) menyatakan bahwa proposal ialah suatu bentuk pengajuan penawaran, baik berupa ide, gagasan, dan pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan, izin, persetujuan, dana dan lain sebagainya. 
Selain hal tersebut Nindy (2011) menyatakan bahwa proposal ada juga yang menyatakan suatu rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal . Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan atau persetujuan pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. 
 Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang obyek penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan, dan kaedah-kaedah lain. 
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa proposal merupakan suatu rancangan yang dibuat secara sistematis dan terstruktur dalam bentuk pengajuan penawaran, baik berupa ide, gagasan, dan pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa yang benar dan baku untuk mendapatkan dukungan, izin, persetujuan, dan dana dalam rangka mencapai apa yang hendak direncanakan.

B.JENIS-JENIS PROPOSAL
Berdasarkan bentuknya, proposal dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu: proposal berbentuk formal, semiformal, dan nonformal Nindy (2011). Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu: 1) bagian pendahuluan, yang terdiri atas: sampul dan halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan; 2) isi proposal, terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan, ruang lingkup, pemikiran dasar (anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan biaya; 3) bagian pelengkap penutup, yang berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya. Proposal semiformal dan nonformal merupakan variasi atau bentuk lain dari bentuk proposal formal karena tidak memenuhi syarat-syarat tertentu atau tidak selengkap seperti proposal bentuk formal.

C. KOMPONEN PROPOSAL
Secara umum terdapat hal-hal yang perlu dimuat dalam proposal antara lain sebagai berikut.
1. Nama identitas
2. Latar belakang
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan
5. Bentuk/jenis kegiatan (Berisikan Teori-teori jika Proposalnya berjenis Proposal Ilmiah)
6. Metode Pelaksanaan
7. Panitia pelaksana (terlampir)
8. Biaya/dana (rincian terlampir)
9. Harapan
10. Lampiran

Selain hal tersebut, Louis Marvin  (2010) menjabarkanu nsur-unsur Isi Proposal dan Keterkaitannya
Secara umum, isi proposal penelitian meliputi.unsur-unsur sebagai berikut:
  1. Judul
  2. Latar belakang & perumusan permasalahan (& keaslian penelitian, dan faedah yang dapat diharapkan)
  3. Tujuan dan Lingkup penelitian
  4. Tinjauan Pustaka
  5. Landasan Teori
  6. Hipotesis
  7. Cara penelitian
  8. Jadwal penelitian
  9. Daftar Pustaka
  10. Lampiran
Hal-hal tersebut lebih lanjut dijabarkan sebagai berikut.
Judul proposal penelitian
Judul merupakan gerbang pertama seseorang membaca sebuah proposal penelitian. karena merupakan gerbang pertama, maka judul proposal penelitian perlu dapat menarik minat orang lain untuk membaca. Judul perlu singkat tapi bermakna dan tentu saja harus jelas terkait dengan isinya.
Latar belakang
Dua pertanyaan perlu dijawab dalam rangka mengisi bagian latar belakang ini, yaitu: Mengapa kita memilih permasalahan ini? Apakah ada opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian ini? Untuk menjawab pertanyaan “mengapa kita memilih permasalahan ini?”, maka langkah pertama, kita perlu memilih bidang keilmuan yang kita ingin lakukan penelitiannya. Pemilihan bidang tersebut diteruskan ke sub-bidang dan seterusnya hingga sampai pada topik tertentu yang kita minati. Langkah kedua, kita perlu melakukan kajian terhadap pustaka berkaitan .kemajuan terakhir ilmu pengetahuan dalam topik tersebut—untuk mencari peluang pengembangan atau pemantapan teori. Minar maupun peluang tersebut seringkali didorong oleh isu nyata dan aktual—yang muncul di jurnal ilmiah terbaru atau artikel koran bermutu atau pidato penting dan aktual, atau direkomendasikan oleh penelitian sebelumnya.. Ini semua merupakan opini independen yang menunjang diperlukannya penelitian yang diusulkan tersebut.

Rumusan pe rmasalahan
Rumusan permasalahan perlu dituliskan secara singkat, jelas, mudah dipahami dan mudah dipertahankan. Rumusan yang tersamar terkandung dalam alinea tidak diharapkan karena memaksa pembaca untuk mencari sendiri dan menginterpretasikan sendiri bagianbagian dari alinea atau kalimat-kalaimat yang bersifat rumusan permasalahan. Tuliskanlah rumusan permasalahan sebagai kalimat terakhir dari bagian ini agar mudah dibaca (dan mudah dicari)—bahasan lebih panjang lebar tentang cara-cara merumuskan permasalahan termuat di bab tersendiri.

Keaslian penelitian
Dalam bagian ini, pada dasarnya, perlu kita tunjukkan (dengan dasar kajian pustaka) bahwa permasalahan yang akan kita teliti belum pernah diteliti sebelumnya. Tapi bila sudah pernah diteliti, maka perlu kita tunjukkan bahwa teori yang ada belum mantap dan perlu diuji kembali. Kondisi sebaliknya juga berlaku, yaitu bila permasalahan tersebut sudah pernah diteliti dan teori yang ada telah dianggap mantap, maka kita perlu mengganti permasalahan (dalam arti: mencari judul lain).

Faedah yang diharapkan
Dalam bagian ini perlu ditunjukkan manfaat atau faedah yang diharapkan dari penelitian ini untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan atau pembangunan negara. Manfaat bagi ilmu pengetahuan dapat berupa penemuan/pengembangan teori baru atau pemantapan teori yang telah ada. Bagi pembangunan negara, apakah hasil penelitian ini dapat diterapkan langsung ke praktek nyata? atau bila tidak langsung, jalur atau batu-batu loncatannya apa saja?

Tujuan dan Lingkup Penelitian
Tujuan penelitian berkaitan dengan kedudukan permasalahan penelitian dalam khazanah ilmu pengetahuan (yang tercermin dalam tinjauan pustaka). Kedudukan permasalahan—dilihat dari pandangan tertentu—mempunyai lima macam kemungkinan, yaitu; ekplorasi (masih “meraba-raba”), deskripsi (menjelaskan lebih lanjut), eksplanasi (mengkonfirmasikan teori), prediksi (menjelaskan hubungan sebab-akibat), dan aksi (aplikasi ke tindakan). Pandangan yang lain (Castetter dan Heisler, 1984: 9) membedakan tujuan penelitian (purpose of study) menjadi sembilan, yaitu: 1) mengkaji (examine), mendeskripsikan (describe), atau menjelaskan (explain) suatu fenomena unik; 2) meluaskan generalisasi suatu temuan tertentu; 3) menguji validitas suatu teori; 4) menutup kesenjangan antar teori (penjelasan, explanasions) yang ada; 5) memberikan penjelasan terhadap bukti-bukti yang bertentangan; 6) memperbaiki metodologi yang keliru; 7) memperbaiki interpretasi yang keliru; mengatasi kesulitan dalam praktek; 9) memperbarui informasi, mengembangkan bukti longitudinal (dari masa ke masa). Seringkali untuk mencapai tujuan memerlukan waktu yang “terlalu” lama atau memerlukan tenaga yang “terlalu” besar. Agar penelitian dapat dikelola dengan baik, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap pencapaian tujuan. Pembatasan tersebut dilakukan dengan membatasi lingkup penelitian. Pernyataan batasan lingkup ini juga berfungsi untuk lebih mempertajam rumusan permasalahan.

Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis dan bersifat diskusi tentang hasil-hasil penelitian sebelumnya dan terkait serta ilmu pengetahuan mutakhir (berupa pustaka) yang terkait dengan permasalahan. Tinjauan pustaka berbeda dengan resensi pustaka. Resensi pustaka membahas pustaka satu demi satu, sedangkan tinjauan pustaka membahas pustaka-pustaka per topik (bukan per pustaka), dalam bentuk debat atau diskusi antar pustaka tentang suatu topik tertentu. Urutan topik diatur secara sitematis, dalam arti terdapat suatu kerangka yang jelas dalam merangkai topik-topik tersebut dalam suatu sistem.
Menurut Castetter dan Heisler (1984), tinjauan pustaka berfungsi: 1) untuk mempelajari sejarah permasalahan penelitian (sehingga dapat ditunjukkan bahwa permasalahan tersebut belum pernah diteliti atau bila sudah pernah, teori yang ada belum mantap); 2) untuk membantu pemilihan cara penelitian (dengan belajar dari pengalaman penelitian sebelumnya); 3) untuk memahami kerangka atau latar belakang teoritis dari permasalahan yang diteliti (hasil pemahaman tersebut dituliskan tersendiri sebagai “Landasan Teori”); 4) untuk memahami kelebihan atau kekurangan studi-studi terdahulu (tidak semua penelitian menghasilkan temuan yang mantap); 5) untuk menghindarkan duplikasi yang tidak perlu (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “Keaslian penelitian”); 6) untuk memberi penalaran atau alasan pemilihan permasalahan (hasil fungsi ini dituliskan sebagai “latar belakang”).

Catatan: Pustaka-pustaka yang diacu dalam tinjauan pustaka harus termuat informasinya dalam “Daftar Pustaka”. Cara pengacuan secara konsisten perlu mengikuti corak (style) tertentu.yang dianjurkan dalam pedoman penulisan tesis atau proposal penelitian.

Landasan Teori dan Hipotesis
Seperti diterangkan di bagian “Tinjauan Pustaka”, landasan teori diangkat (disarikan) dari tinjauan pustaka tentang kerangka teori yang melatarbelakangi (menjadi landasan) bagi permasalahan yang diteliti. Landasan teori merupakan satu set teori yang dipilih oleh peneliti sebagai tuntunan untuk mengerjakan penelitian lebih lanjut dan juga termasuk untuk menulis hipotesis. Landasan teori dapat berbentuk uraian kualitatif, model matematis, atau persamaan-persamaan. Catatan: untuk beberapa macam penelitian (missal penelitian yang berbasis paradigma fenomenologi) tidak boleh atau tidak perlu mempunyai landasan teori dan hipotesis..
Hipotesis memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara (dugaan) terhadap permasalahan yang diteliti. Karena diangkat dari landasan teori, maka hipotesis merupakan “kesimpulan teoritik” (hasil perenungan teoritis) yang perlu diuji dengan kenyataan empirik. Hipotesis masih perlu diuji kebenarannya, maka isi hipotesis harus bersifat dapat diuji atau dapat dikonformasikan.
Menurut Borg dan Gall (dalam Arikunto, 1998: 70), penulisan hipotesis perlu mengikuti persayaratan sebagai berikut:
a) dirumuskan secara singkat tapi jelas;
b) dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih;
c) didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau peneliti yang terkait (tercantum dalam landasan teori atau tinjauan pustaka).

Cara Penelitian dan Jadwal Penelitian
Secara umum, dalam cara penelitian perlu dijelaskan:
1) ragam penelitian yang dianut (Amirin, 1986: 89, menyebutkannya sebagai “corak”
1) penelitian)—lihat bab “Ragam Penelitian”;
2) variabel-variabel yang diteliti;
3) sumber data (tempat variabel berada; populasi dan sampelnya);
4) instrumen atau alat yang dipakai dalam pengumpulan data/survei (termasuk antara lain: kuesioner);
5) cara pengumpulan data atau survei;
6) cara pengolahan dan analisis data.
Butir ke 5 dan 6 di atas juga dicerminkan dalam bentuk jadwal penelitian. Jadwal penelitian menguraikan kegiatan dan waktu yang direncanakan dalam: (a) tahap-tahap penelitian, (b) rincian kegiatan pada setiap tahap, dan (c) waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tiap tahap. Jadwal dapat dipresentasikan dalam bentuk tabel/matriks atau uraian narasi.

Daftar Pustaka dan Lampiran
Daftar Pustaka memuat informasi pustaka-pustaka yang diacu dalam proposal penelitian. Kadangkala untuk menunjukkan bahwa peneliti membaca banyak pustaka, maka dalam daftar pustaka dituliskan juga pustaka-pustaka yang nyatanya tidak diacu dalam narasi proposal. Hal ini tidak dianjurkan untuk dilakukan, karena sudah umum bahwa peneliti tentu membaca banyak pustaka dalam rangka penelitiannya. Dalam daftar pustaka, biasanya, buku dan majalah tidak dipisahkan dalam daftar sendiri-sendiri. Untuk penulisan daftar pustaka terdapat banyak corak tata penulisan— ikutilah petunjuk yang berlaku dan terapkan corak tersebut secara konsisten.

Lampiran dapat diisi dengan materi yang “kurang penting” dalam arti “boleh dibaca atau tidak dibaca”. Biasanya lampiran memuat antara lain: kuesioner dan daftar sumber data yang akan dikunjungi atau diambil datanya. Sebaiknya jumlah halaman lampiran tidak terlalu banyak agar tidak terasa lebih penting dibanding dengan isi utamanya.

Hubungan antara Proposal dan Laporan Penelitian
Penyusunan proposal sebenarnya merupakan kegiatan yang menerus, meskipun pada saat yang telah ditetapkan kita harus memasukkan proposal untuk dievaluasi. Proposal yang telah selesai dievaluasi dan diterima untuk dilaksanakan tetap harus dikembangkan penulisannya. 

DAFTAR PUSTAKA
Happy Susanto. 2010. Panduan Lengkap Menyusun Proposal. Jakarta: Transmedia Pustaka

Louis Marvin. 2010. Pengertian Proposal.  Terdapat dalam http://louismarvin.blogspot.com/2010/06/pengertian-proposal.html

Nindy. 2011. Pengertian Proposal. Terdapat dalam http://nindiyahpuspitasari.blogspot.com/2011/04/pengertian-proposal.html.

PENGERTIAN INFLASI



Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak mendapat perhatian para pemikir ekonomi ( Soediyono, 1981:186). Pada dasarnya inflasi merupakan gejala ekonomi yang berupa naiknya tingkat harga. Menurut Paul A. Samuelson, inflasi ini terjadi  apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang, dan lain sebagainya juga naik. Dalam Ilmu Ekonomi inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu
Selain itu, inflasi juga merupakan masalah yang selalu dihadapi setiap perekonomian (Sadono Sukirno, 2002:302). Sampai dimana buruknya masalah ini berbeda dari waktu ke waktu, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Tingkat inflasi yaitu persentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam satu tahun tertentu, biasanya  digunakan sebagai ukuran untuk menunjukan sampai di mana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi (Sadono Sukirno, 2002:302). . Inflasi juga dikataan sebagai proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. 
Mengacu pada pendapat para pakar diatas maka, inflasi merupakan suatu masalah ekonomi yang mana jumlah uang yang beredar lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang yang beredar di pasaran, dimana proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi harga barang dan jasa yang lain. Sehingga bilamana hal ini tidak ditanggapi dengan serius maka  akan berimplikasi terhadap harga jual barang tersebut yaitu semakin tingginya harga barang itu sendiri. 
 

DAFTAR PUSTAKA
 Soediyono.1981.Ekonomi Makro Analisa IS-LM dan Permintaan Penawaran Agretatif.Yogyakarta: Liberty
Sukirno, Sadono.2002.Pengantar Teori Makronomi Edisi Kedua.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada